Minggu, 03 April 2016

Lika-liku Halaqoh Ku ^_^


Aku bukan berasal dari keluarga aktivis dakwah. Aku pun besar tidak dalam lingkungan yang keislamannya kuat. Aku adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara. Aku memiliki satu orang kakak perempuan dan satu orang kakak laki-laki. Walaupun begitu, aku tidak terlalu buta akan ilmu agama karena sejak umur 3 tahun aku sudah masuk TPA, awalnya hanya ikut-ikutan. Disana selain belajar mengaji. Kami juga mendapatkan ilmu tentang keislaman. Sampai kelas 5 SD aku berada disana sampai khatam qur'an.

Dari latar keluarga yang tidak terlalu mengerti tentang agama. Aku sadar terlalu cetek ilmu ku tentang Islam. Waktu SMP aku masuk di SMPN 41 Palembang. Ada memang pelajaran agama Islam dan BTA. Tapi tetap saja aku merasa kurang. Mana lagi kalau kembali lagi ke belakang. Dari SD dan SMP bisa dikatakan aku adalah seorang anak yang bisa dikatakan tingkahnya sama seperti anak laki-laki. Main bola kaki, balapan sepeda. Teman-teman ku juga kebanyakan dari kaum adam. Hhe... Afwan, namanya juga masih anak-anak dan belum ngerti saat itu.

Ketika SMA. Aku diterima di SMAN 14 Palembang. Kata orang masa-masa SMA itu adalah masa dimana anak-anak semakin ingin mencari jati dirinya. That's right... Aku merasakannya sist n bro. Waktu pertama masuk sekolah, dan ketika itu bertepatan dengan kegiatan MOS (masa orientasi sekolah), ketika aku dan teman-temanku akan melaksanakan sholat zuhur, tiba-tiba seorang kakak kelas mengajak kami untuk masuk organisasi ROHIS (keROHanian ISlam). Sesudah sholat zuhur, kami teringat kembali akan ajakan dari kakak kelas tadi. Dan keesokkan harinya kami pun mendaftarkan diri untuk mengikuti organisasi ROHIS tersebut.

Kami pun tercatat resmi sebagai anggota baru ROHIS SMAN 14 Palembang. Kegiatan demi kegiatan kami ikuti. Kami juga mengikuti kegiatan mentoringnya. Jadwal mentoring ku dulu tidak tetap. Dikarenakan mentor ku dulu adalah seorang mahsiswa, yang padat akan jadwal kuliah dan ditambah kegiatannya sebagai aktivis dakwah juga dikampusnya. Tapi aku bangga dengan beliau, karena di sela-sela kesibukkannya, beliau masih menyempatkan diri untuk mengisi mentoring kami. J

Hampir setiap seusai pulang sekolah, aku sering "mangkal" di mushola sekolah untuk mengerjakan tugas sekolah sampai ba'da ashar bersama teman-teman kelas. Selain mengerjakan tugas sekolah, aku dan besama teman-teman ku juga sering membantu pak Abi untuk membersihkan mushola, namun hanya tempat sholat permpuan dan wc perempuan saja yang kami bersihkan. Karena berbagi dengan anak laki-laki. Aku pun semakin rutin mampir ke mushola sekolah setelah ikut mentoring di sekolah. Aku semakin akrab dengan rekan-rekanku di ROHIS SMAN 14.

Sejak kelas 2. Kami di bagi menjadi kelompok-kelompok. Dan namanya juga sudah berganti menjadi halaqoh bukan lagi mentoring. Dan memang aku merasakan ada perbedaan antara mentoring dan halaqoh. Saat masih mentoring dulu aku ingat sekali, orang-orang yang ada di dalam itu semuanya adalah teman satu kelas denganku. Tapi ketika di halaqoh, orangnya berasal dar kelas lain, hanya ada sekitar 3 orang yang masih tersisa berasl dari kelas ku. Yang lainnya sudah ada dikelompok berbeda dan ada juga yang tidak melanjutkan kegiatan tersebut. Mentornya pun sudah bukan dengan mbak yang lama. Sudah berganti dengan mbak yang baru, dan sebutannya juga sudah bukan lagi mbak mentor yang sering kami sebut-sebut dahulu, tapi sudah berganti dengan sebutan murobbi atau murobbiyah untuk yang perempuan.

Lalu aku pun mengikuti kegiatan halaqoh itu dengan penuh hikmat. Selain dapat bertemu dengan teman-teman yang baru, aku juga mendapatkan pelajaran dan pengalaman yang lebih luas lagi. Murobbi pun dengan sabar dan ikhlas mengisi kami. Dulu aku juga pernah sengaja bolos untuk tidak datang, padahal kami sudah melihat mbak sudah menuggu kami sedari kami pulang sekolah tadi. Tapi tetap saja niatku dan beberapa temanku untuk tidak mengikuti halaqoh di hari itu tertunaikan. Astaghfirulloh... Kalau mengingat tingkah ku dulu.

Kegiatan halaqoh SMA tiba-tiba terhenti ketika aku sudah lulus SMA. Setamat dari SMA aku pernah ditawarkan oleh MR ku dulu "dek, halaqohnya dilanjutin ya, ntar mbak cariin MR yang baru ya...", tapi jawabku. "nanti saja mbak, kalau sekarang lagi sibuk untuk ngurusi masuk kuliah". Ya lagi-lagi itu dikarenakan pengetahuanku yang masih kurang dalam pentingnya halaqoh. Tapi walau waktu itu aku sudah tidak halaqoh lagi dengan MR yang lama, tapi mbak selalu mengajak ku dalam kegiatan-kegiatan keislaman, jadi tetap aku mendapatkan sedikit percikan ilmu agama, mungkin karena mbak tahu aku sudah lama juga tidak halaqoh lagi, kira-kira sekitar 3 bulan aku stop sejenak dari kegiatan halaqoh semenjak usai kelulusan sekolah dulu.

Kemudian aku mulai masuk ke dunia baru, yaitu dunia perkuliahan. Saat aku dinyatakan diterima di kampus ku yang sekarang ini yaitu IAIN Raden Fatah Palembang aku pun mengurusi semua berkas-berkas untuk pendaftaran ulang. Seusai kami daftar ulang itu, kami melihat sebuah stand informasi di depan kantor rektorat. Aku, putri, dan cek hus (wira) pun mampir kesana. Ternyata stand pendaftaran tersebut adalah dari salah satu organisasi intra di IAIN Raden Fatah Palembang. Organisasi tersebut bernama Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Refah. Kami pun berkenalan dengan mbak yang sedang jaga distand tersebut, nama mbak itu adalah TASMANIA. Ya mbak tasmania namanya, tapi kami memanggilnya dengan mbak nia. Segala info tentang perkuliahan, semuanya aku dapatkan dari beliau. Termasuk info OSPEK.

Dan ketika OSPEK banyak sekali stand-stand berbagai macam organisasi atau kata lain sebutan dari organisasi itu adalah UKMK (unit kegiatan mahasiswa khusus) baik internal maupun eksternal. Saat semua UKMK-UKMK itu tampil dalam inagurasi perkenalan UKMK di OSPEK. Aku tertegun dan seluruh badan ini pun ikut bergetar (hhi, serius nih), ketika melihat penampilan UKMK Lembaga Dakwah Kampus Refah. Teriakan takbir itu yang selalu ku rindukan. Selesai OSPEK aku langsung bergegas ke stand-stand UKMK. Ya,,, tentu saja aku mencari stand LDK Refah. Dan disana juga aku melihat ada mbak tasmania, kemudian aku dan temanku diajak mbak nia duduk di stand tersebut, lalu mbak nia juga mengenali kami dengan mbak-mbak yang lain. Aku dan beberapa teman ku pun meninta formulir pendaftaran dan mengisinya distand itu lah.

Well,,, aku pun mengikuti kegiatan pertama LDK ba'da OSPEK. Berhubung waktu OSPEK dulu bulan puasa jadi kegiatannya waktu itu ba'da zuhur. Acara tersebut bernama OH atau "open house" LDK Refah. Kegiatannya luar biasa, selain dapat berkenalan dengan teman-teman baru, tentang LDK, juga menambah pengalaman dan ilmu.

Saat itu aku ikut lagi kegiatan dari LDK Refah yaitu SILARIS (silaturrahmi alumni rohis) ba’da lebaran. Seusai kuliah perdana waktu itu, aku langsung sms temanku yang ada di fakultas tarbiyah namanya heni. Karena waktu masih pagi sekitar jam 10.an saat itu. Lalu heni mengajakku untuk ikut ke kosannya dulu, karena acaranya habis zuhur. Akupun tak menolak ajakkannya. Kemudian terdengar kumandang adzhan zuhur. Kami pun sholat, seusai sholat kami bergegas untuk kembali lagi ke kampus dan mengikuti agenda silaris. Dan di silaris kami di buat kelompok lagi, yang sebelumnya ketika open house sudah dikelompokkan. Tapi aku tidak sekolompok dengan heni. Kami pun mendapatkan mentor dikelompok itu, namanya mbak ria.

Setelah agenda silaris. Aku mengikuti kegiatan LDK selanjutnya, kalau tidak salah hanya berjarak dua minggu dari kegiatan silaris. Nama kegiatannya itu adalah DDK1 (Dauroh Dakwah Kampus 1). Aku mengajak teman-temanku untuk mendaftar itu. Agenda yang satu ini lebih luar biasa lagi, dimana waktunya itu dua hari, dan bermalam (mabit), tempat berlangsung kegiatannya itu adalah di salah satu pondok pesantren di palembang. Disana kami mendapatkan materi-materi tentang keislaman, terutama materi tentang Islam yang kaffah (menyeluruh). Mantap banget nih agenda, bukan sampai sore, tapi sampai malam gan. Selesai dari materi sekitar jam setengah sebelas malam, kami pun bergegas masuk ke dalam kamar kelompok masing-masing. Dan sekitar pukul 02.00 WIB kami disuruh bangun kembali, dan melaksanakan sholat tahajud. Setelah sholat tahajud kami diajak ke masjid untuk muhasabah (berintrospeksi) diri bersama. Kata demi kata syair yang mbak-mbak itu utarakan dan diiringi dengan instrumental musik doa. Membuat air mata ini tidak bisa tertahan. Akupun sangat tersentil dengan syair yang di sampaikan itu. Benar-benar membuatku tersentil, rasa ingin merubah diri ini ke arah lebih baik lagi sangat menggebuh saat itu. Aku merasa diri ini masih banyak sekali kekurangan. Dan seusai muhasabah, kami pun bersalam-salaman dan meminta maaf dengan satu sama lain.

Eitsss, nanti dulu gan. Nih agendanya belum selesai. setelah habis bermuhasabah kami tidak tidur, karena waktunya sudah mepet ke sholat subuh. Jadi kami mengisi waktunya dengan tilawah. Tidak lama kemudian adzhan subuh pun berkumandang. Lalu kami pun melaksanakan sholat subuh berjama'ah.

Setelah sholat subuh, tiba-tiba seorang mbak, namanya mbak seri, beliau saat itu yang menjadi satuan tugas untuk akhwat mengetuk kamar kami, lalu melihat ke arah ku, “dek, nanti tilawah ya untuk pembukan agenda bakda shubuh ini”, diri ini pun tak dapat menolak saat di todong di tempat. Setelah mc selesai membuka agendanya, aku pun tilawah, setelah itu kami lanjut untuk al-ma'surotan (dzikir) pagi bersama. Dan ada juga yang bertausyiah, yang ditunjuk adalah peserta dauroh juga, tapi aku sendiri lupa siapa yang waktu itu ditunjuk untuk tausyiah... Dan di pagi harinya  kami riyadhoh (olahraga) bersama, dan dilanjukan dengan sarapan pagi serta sholat dhuha. Kemudian setelah sholat dhuha kami lanjut outbound. Right,,, ini outbound bukan sembarang outbound gan. Outboundnya jarang terjadi, dan baru disini aku menemukan outbound yang seperti itu. Tapi banyak hikmah yang dapat ku ambil dari berbagai permainan yang ada. Yang pasti menumbuhkan kekompakan dan ukhuwah (persaudaraan) islamiyah, meskipun agak terasa sakit dan lelah, tapi masih bisa tertutupi.

Setelah outbound kami pun balik keruangan untuk bersih-bersih dan siap-siap untuk penutupan agenda. Sebelum penutupan agenda tersebut, kami di bagi kelompok lagi. Setelah itu agenda barulah di tutup. Dan kami pun pulang.

Ternyata, kelompok yang dibagi waktu usai dauroh, itulah kelompok halaqoh ku yang baru. Aku berkenalan dengan  kelompok halaqoh ku yang baru itu, diantaranya: novita, mufti, marlen, vini, vici, mimi, yuli, rati, reni, septa dan nisa. Mufti dan marlen  adalah teman ospekku. Rati, mimi dan nisa sudah ku kenal saat pertama kami bertemu di agenda SILARIS dan juga satu kelompok. Bersama mereka aku mengikuti halaqoh setiap pekannya. Agenda halaqoh kami pun berjalan setiap minggunya setelah agenda dauroh itu. Namun, hukum alam pun terjadi, ada beberapa dari teman-temanku itu stagnan, entah apa alasannya. Dan saat itu aku hanya dapat berdoa dan berharap semoga mereka mau kembali lagi untuk halaqoh suatu saat nanti. Pada akhirnya, kami pun ditransfer ke kelompok halaqoh yang lain. Dan disinilah hal yang paling membuatku sedih, manalagi saat mau perpisahan tidak diberi tahu sebelumnya oleh MR ku. Tiba-tiba beliau menyuruh kami untuk mendengarkan sebuah lagu dari grup nasyid Brother “Untukmu Teman”. Air mata ini pun semakin deras mengalir. Tapi setelah dijelaskan oleh MR, kalau beginilah perjalanan halaqoh. Akhirnya kami pun menerima dengan hati yang ikhlas.

Sekarang sudah ditransfer lagi, dan sempat kelompok kami di bagi dua kelompok karena quotanya yang banyak namun MR nya tetap MR yang sama, tapi sekarang kami di gabung. Dikarenakan anggota sudah ada yang berkurang, ya sudah hukum alam lagi-lagi. L

Halaqoh yang aku jalani selama ini, membawa cukup banyak manfaat bagiku, khususnya perihal saling mengingatkan sesama teman akan pentingnya mempertahankan ke-Istiqomah-an dalam ibadah. Kami juga bisa bertanya masalah-masalah agama dan mendiskusikan hal itu bersama, saling curhat juga baik masalah di kampus maupun masalah pribadi, Rihlah, Mabit dan makan bersama, dan semua itu lengkap aku dapatkan bersama kelompok ini.

Kami pun diminta untuk melakukan hal yang sama, menjadi Murobbi bagi Mentee (binaan) kami. Kami diharapkan bisa membina lebih banyak agar orang lain juga bisa menjadi lebih baik bersama kami. Kini, aku menjadi Mentor untuk 3 kelompok, dua di Kampus, dan satu lagi di Rohis SMA tempatku dulu.

Sampai saat ini, aku masih dalam tahap belajar membina. Aku pun masih mencari metode-metode yang cocok dalam membina itu seperti apa agar dapat berjalan efektif. Hakikat dari membina pun tidak hanya memberikan ilmu bagi mentee kita, tapi juga kita, me-review kembali materi yang pernah kita dapatkan dulu, sekarang dan sampai akhir nanti.

Tidak terasa perjalanan halaqoh ku sudah hampir 5tahun (2008-2013). Aku berharap, semoga kenikmatan dalam berdakwah ini selalu Alloh berikan kepada kami, khususnya bagiku. Sebuah kenikmatan yang tak bisa digantikan dengan apapun karena disini kami lebih dari teman biasa, karena disini kami adalah keluarga yang disatukan Alloh. Dan kemarin teman halaqoh ku bertambah satu lagi, seorang hafidzhah. J

Tarbiyah memang bukanlah segala-galanya, tetapi segala-galanya dimulai dari tarbiyah. Itulah hal yang pernah aku dengar menyangkut tentang uraian pencapaian dalam kehidupan. Tentunya yang dimaksud dengan segala-galanya adalah pencapaian kebenaran dan kebaikan yang istimewa. Dimana setiap orang memiliki impian terutama mencakup kesuksesan di dunia dan di akhirat. Kesuksesan itu tidak mudah diraih begitu saja, maka dimulai dari tarbiyah lah segalanya bisa dicapai. InsyaAlloh...

Maka setiap orang yang pernah, sedang, dan akan terus berada didalam jama'ah pastinya senantiasa berikhtiar mencari dan menghidupkan aktivitas yang sejalan dengan Al Qur’an dan Sunnah Rosul yang dimulai dari halaqoh-halaqoh. Halaqoh menjadi suatu jaminan bagi seseorang untuk membentuk karakter dan pribadi sebagai insan yang bersalimul aqidah, shahihul ibadah dan seterusnya (karakter muslim).

Kebutuhan tentang halaqoh haruslah sering dipertanyakan dalam diri. Pada fitrahnya, kita memiliki kebutuhan fisik yang bisa dipenuhi dengan substansi yang bersifat material, ruhiyah yang dipenuhi dengan substansi yang tidak hanya melibatkan lima indera, tetapi juga terkait kebutuhan jiwa, dan kebutuhan fikriyah yang bisa terpenuhi dengan penambahan ilmu atau wawasan.

TARBIYAH IS NUMBER ONE!!

---

#tulisan dibuat sekitar 2,5thn yg lalu, tepatnya pd thn 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar