Sabtu, 19 April 2014

MATI!!! Apa yang Sudah Kita Persiapkan???


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

“Allah memegang jiwa ketika matinya dan memegang jiwa orang yg belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa orang yg telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yg lain sampai waktu yg ditentukan. Sesungguhnya pada yg demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yg mau berfikir.” 
     
Judul  tulisan ku kali ini adalah tentang kematian. Ya, kematian. Kematian merupakan sunnatullah yg berlaku pada tiap makhluk yang bernyawa. Kematian adl diamnya jiwa dan terpisahnya nyawa dari badan utk kembali kepada Rabbnya. Ia lalu dikuburkan dan itulah terminal awal dari kehidupan akhirat yg disebut alam barzakh. Kematian tidak akan menjemput manusia sebelum ia sampai pada ajal dan rezeki yg ditentukan Allah untuknya. Itulah yg disebut takdir.

MATI!!! Jreng...jreng...jreng... Hhmmm. Semua makhluk yang bernyawa pasti akan mati bro n sist, pembedanya adalah hanya waktu dan tempat saja. Dan jika manusia ditanya tentang mati, sudah pasti mereka menjawab tidak ingin mati, inginnya hidup selamanya... (Nah orang-orang yang seperti inilah yang dinamakan cinta dunia dan takut mati atau dalam bahasa gaulnya ini adalah penyakit “WAHN”). *Astaghfirullah*
Yokkk hayati Firmah Allah SWT berikut:
 
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (QS. Al-Imran: 185).

Dan Allah berfirman lagi dalam Qur’annya surah An-Nisa ayat 78, yang artinya:

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh...".

 Sudah jelas bukan dari ayat Allah diatas dan masih banyak lagi ayat-ayat Allah yang lainnya telah menjelaskan bahwa kematian itu sudah pasti akan menghampiri kita masbro and mbaksist. Dan tidak ada satu orangpun yang tahu kapan, dimana, dan bagaimana cara kita menghadapi kematian itu kelak... Kita tidak akan penah tahu. Karena itu semua adalah rahasia Allah dan Dia lah yang merancang skenario ini.

Seandainya saja manusia selalu ingat akan mati dan siksa kubur, mungkin tak ada lagi kejahatan, kedengkian, pembunuhan, dan peperangan. Karena manusia akan selalu berbuat baik dan taat beribadah kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW telah mengisyaratkan kepada ummatnya:

”kafa bil mauti wa’iizho” artinya: cukuplah kematian sebagai nasihat atau peringatan.

            Lalu apa yang telah kita persiapkan untuk menyambut datangnya mati itu, bro n sist??? =O

            Banyak manusia didunia, dan banyak pula jenisnya (sudah semacam buahan saja ada jenisnya segala =P). Ya, kenapa aku bilang begitu? Karena pada hakikatnya manusia-manusia sekarang ini memandang tentang kehidupan dan kematian itu dengan cara berbeda-beda.

         Ketika tingkat keimanan seseorang itu tinggi, maka kuat pula  rangsangan hatinya apabila mendengar atau sedang memikirkan tentang kematian itu. Begitupun sebaliknya, ketika tingkat keimanan seseorang itu lemah, maka untuk memikirkan dan mendengar tentang kematian pun mereka acuh, dan seolah mereka merasa bahwa  hidupnya akan lama didunia ini... *sungguh miris* =’((

            Semuanya kembali lagi pada diri kita masing-masing...!!! Kita harus bersiap diri. Siap tidak siapa kita harus siap.

            Mari bermuhasabahlah dan bertafakurlah sejenak... 

        Sadarlah bahwa kita hidup didunia yang fana ini tidak akan selamanya kekal. Karena akhiratlah tempat kehidupan yang hakiki itu. Dan Allah Maha pemilik atas kekuasaan bumi dan langit beserta isinya. Maka jangan sekali-kali kita mendustakan-Nya, karena bisa saja nanti Allah murka kepada kita dan memberi azab berupa api neraka... *Naudzubillahi min dzalik* =O 

Masa depan pasca kematian ketentuannya jelas, yang berbuat baik balasannya adalah syurga dan yang berbuat kejahatan balasannya adalah neraka

“Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu Dia hanya berkata, “JADILAH” maka jadilah sesuatu itu.” (QS. Ali-imran: 47)

        Banyak sudah contohnya disekeliling kita. Apalagi pengalaman ku pribadi. Semenjak aku SD, SMP, SMA, dan Kuliah sekarang. Sudah beberapa orang terdekat ku pergi menghadap sang illahi. Mereka semua adalah orang-orang yang aku sayangi. Tepatnya kemarin pagi (18 April 2014) aku mendapatkan kabar bahwa nenek orang tua dari ibu ku telah meninggal dunia. Rasanya belum sampai setengah tahun kepergian kakek. Dan sekarang nenek pun sudah pergi meninggalkan kami semu untuk selam-lamanya. Yah begitulah Ajal. AJAL/kematian tak pernah pilih-pilih usia, besar kecil tua muda sehat ataupun sekarat siapa yang berangkat lebih awal tak ada yang mengetahui.Kecuali Allah SWT.


Jadi mulai dari sekarang mari kita hidupkan mati itu dengan mengingat MATI!!

            “Loh, maksudnya gimana tuh?” =/

            Maksudnya, seperti yang sudah aku katakan sejak awal tadi. Kita harus bersiap diri.

            “Caranya???” =O

Caranya ya dengan kita mendekatkan diri kita lagi kepada Allah pastinya. Misalnya puasa, sholat, dzikir, shodaqoh, serta banyak-banyak membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isi kandungannya. Itu semua sudah menjadi bekal untuk kita menyambut MATI!!! Karena kita telah melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh-Nya. In sya' Allah Surga akan kita dapatkan =)) *aamiin*

“Sampaikanlah kabar gembira kepada oarng-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai.” (QS. Al-Baqarah: 25)

Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah Saw bersabda: Allah berfirman: “Telah Ku persiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh (berbakti), sesuatu yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah pula didengar oleh telinga, dan juga belum pernah terlintas didalam benak (hati) seorang manusia.” (HR. Bukhari Muslim, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

SubhanaAllah,,, sungguh indah janji Allah untuk kita atas amal kebajikan yang telah kita lakukan =))
 
Tapi kenapa hanya segelintir orang saja yang mau mengingat MATI???

Ada hal yang perlu kita sadari,,, mengapa manusia lupa dengan mati? Karena nepsong alias nafsu. Ya nafsunya yang telah dikuasai SETAN, sesuai dengan janji iblis ketika diusir dari surga, ia berjanji untuk selalu menggoda keturunan Adam a.s, agar jadi temannya di neraka nanti. Mungkin itulah salah satu kenapa manusia lupa akan mati, dan tidak mau berbuat baik, selalu mencari permusuhan, dan saling membunuh. 

Maka beruntunglah manusia yang ingat mati, sehingga akan selalu berbuat baik dan beribadah sebagai tabungan amal baik yang akan dipetik di hari akhir nanti.

Kini aku, anda yang mungkin sedang membaca tulisan ini dan kita tentunya semua telah paham bahwa semua di dunia ini akan berakhir. Masa bayi akan berakhir dengan memasuki usia anak-anak. Usia bermain anak-anak pun akan berakhir dengan memasuki usia remaja. Masa remaja yang indah akan segera berakhir dengan datangnya usia dewasa. Masa tua akan datang sebagai akhir dari usia dewasa seseorang. Masa tua pun akan berakhir dengan kematian.

Jika dunia dan seisinya memiliki akhir, mengapa manusia semangat sekali untuk mengejarnya. Sampai-sampai nafas terakhirnya pun dipakai untuk berlari menyongsong dunia. Wahai manusia! Sadarkah engkau... Harta akan musnah, jabatan akan habis dengan beriringnya waktu, kecantikan akan luluh di usia senja. Semua akan berakhir dengan ketiadaan. Kehidupan ini akan berakhir dengan takdir kematian. Tapi mengapa dengan angkuh engkau katakan “akan hidup seribu tahun lagi”.

Jika kematian datang sebagai akhir dari kehidupan, maka akhirat datang sebagai akhir dari sebuah kehidupan yang kekal dan abadi. Akhiratlah yang pantas menjadi tempat tujuan terakhir, karena dia adalah akhir yang abadi untuk kehidupan. Akhirat adalah ruang terakhir yang harus kita isi, karena dia berisi kenikmatan, kebahagian, dan anugrah terbesar yang tak akan pernah habis dinikmati, tak akan pernah punah meskipun dijamah terus menerus, tak akan pernah usang oleh waktu.


Dimanapun kita berada, segala apa yang kita kerjakan semasa hidup kita, itu akan dimintai pertanggung jawabannya di hari akhir nanti.
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.” (Al-Muddatstsir: 38)

Hari ini, semoga masih ada usia, untuk mengejar surga Allah itu, dengan amal-amal yang nyata: "memperbaiki diri dan mengajak orang lain". Mati itu sudah pasti, namun berbuat kebajikan sebelum mati itu tiba adalah pilihan...

Marilah kita meninggalkan dunia ini dengan penuh karya dan kebermanfaatan. Kemudian meninggalkan sejarah yang sebagai indikator menunjukkan keberhasilan setelah kematian, yaitu dengan amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang dapat mendoakan kedua orang tuanya.Dan inilah ketiga amal yang akan terus mengalir meski kita telah meninggalkan dunia ini. 

Jangan berfikir ''saya telah berbuat baik''. Tapi berfikirlah ''saya harus selalu berbuat baik.''



Yeahhh,,, mari berFastabiqul Khairat  ^_^
            
Wallohua'lam bishshawab.
                                                                                                                                 
                                                                                                                              Cb: YH ^_^