Senin, 14 Desember 2015

Jangan cepat mengambil kesimpulan


Kata kebanyakan orang malam minggu adalah malamnya untuk para muda-mudi. Terbukti yang terjadi di kota bandung saat ini. Hiruk pikuk keramaian kota pun sudah menjadi ketenaran tersendiri setiap malam minggu tiba. Orang-orang berpasang-pasangan memadati alun-alun kota kembang ini. Tapi itu tidak dengan dua kakak beradik yang satu ini. Mereka adalah Denis dan Nino. Denis adalah seorang mahasiswa jurusan manajemen di kampus UPI. Ia sekarang berada di semester 3. Sedangkan adiknya Nino baru masuk SMA dan bersekolah di salah satu SMA negeri di kota bandung.

Setiap malam minggu tiba mereka berdua tidak melakukan aktivitas yang sebagaimana remaja lakukan kebanyakan. Ke luar bareng temen. Pergi nonton bioskop dengan pacar. Atau hal-hal yang remaja lain lakukan di saat malam minggu tiba. Kakak beradik ini memang tidak suka dengan gaya hidup yang seperti itu. Mereka lebih memilih untuk fokus belajar dan mengejar cita-cita mereka. Karena kedua orangtua pun menuntut mereka seperti itu. Dan mereka selalu dipantau. Namun mereka tidak merasa tertekan dengan hal tersebut. Karena menurut mereka itu adalah sikap yang wajar orangtua lakukan kepada anaknya. Agar anaknya tidak jatuh pada jurang yang salah.

Walau begitu orangtua mereka tidak pernah melarang atau membatasi anak-anaknya dalam hal hobi. Nah kedua kakak beradik ini sangat gemar dengan olahraga sepak bola. Sampai-sampai mereka mengikuti pelatihannya. Waktu masih sekolah dulu Denis sudah banyak menuai kejuaraan di tingkat provinsi. Ternyata hobi itu pun tertular pada adiknya Nino. Mereka memang selalu kompak dalam masalah hobi ini. Sampai setiap malam minggu mereka jadwalkan untuk nonton bareng pertandingan sepak bola. Dan kebetulan pada malam minggu itu ada pertandingan liga inggris antara derby manchester. Yaitu manchester united dan manchester city. Dimana kedua club tersebut adalah club favorit mereka berdua. Denis mengidolakan manchester united dan club idola Nino adalah manchester city. Cocok…

Sudah 20 menit jalannya pertandingan. Skor masih tidak berubah masih 0-0. Tiba-tiba Nino protes sendiri, “ah…. Payah sekali. Dari tadi belum pecah telurnya. Skor masih 0-0… Ayooo…”
“ya sabar kellesss.. Bola kan bulat nggak ada kaki. Jd ia mudah kesana kesini dengan menggelinding. Dan di situ banyak yang ingin memperebutkannya. Terserah bola dong mau pilih yg mana. Hehe.” Sahut Denis sambil sedikit tertawa dan menyudurkan pisang goreng bikinan Ibunya ke mulut Nino. Berharap Nino dapat tenang dan diam. Tidak berisik lagi… Lalu Nino pun tersedak-sedak dan cepat menjangkau gelas yang berisikan air putih. Karena pisang goreng tadi nyangkut di tenggorokannya. “dasarrr.” Kata Nino pada Denis. Dan mereka pun lanjut nonton.

Tak lama Kemudian, “Goaaaalll.” terdengar suara gaduh dari ruang tamu tersebut. Ternyata itu teriakan dari Denis yang girang karena tim yang ia jagokan akhirnya mencetak goal ke kandang lawan. Nino pun tak kalah histerisnya. Namun teriakan Nino itu tertuju pada penjaga gawangnya. “ahh, dasar penjaga gawang nggak becus. Nggak bagus. Masa begitu saja bisa kebobolan sih.. mmm. Menyebalkan..” Gumam Nino dengan nada yang sedikit kesal. Sambil mengunyah pisang goreng.
Kemudian Denis melihat ke arah Nino. Seolah ada yang ingin ia utarakan. Tetapi ia juga tak ingin kelewatan dari jalannya pertandingan.



Well. Akhirnya pertandingan pun selesai dengan skor 2-0. Dan lagi-lagi club jagoan Denislah yang menang. Manchester United. Lalu Denis pun langsung mendekati Nino yang masih tak terima akan kekalahan club favoritnya. “Boy. Seandainya saja yang menang tadi club jagoanmu. Apa kamu akan tetap Jengkel dengan penjaga gawangnya? Dan ngomel-ngomel seperti tadi?” tanya Denis kepada Nino sambil merangkul bahu adiknya itu.
“ya…nggak mungkinlah aku marah atau jengkel. Kan bagus berarti dia mampu menjaga gawangnya dari lawan. Hingga lawannya tak mampu untuk menjebol gawangnya.” Jawab Nino dengan polosnya.

Lalu Denis berkata kembali, “heee harusnya kita tak boleh bersikap seperti yang kamu lakukan tadi. Marah-marah nggak jelas. Kita harus objektif dong. Toh… Kita harus lihat juga perjuangan penjaga gawang sebelum-sebelumnya dalam menyelamati gawangnya dari rival. Saat club tersebut kalah bukan berarti itu kesalahan tunggal dari si penjaga gawangnya. Kita tidak boleh mengambil kesimpulan seperti itu. Jangan karena satu kesalahan maka kebaikan-kebaikan sebelumya pun kita lupakan. Begitu pun saat kita hidup bersosialisasi dengan masyarakat. Jangan sampai… Oke brother?” ucap Denis sambil tersenyum dan mengelus kepala Nino. Dengan penuh kasih sayang. Nino pun hanya dapat menganggukkan kepala dan tak dapat berkata-kata lagi. Apalagi mendengar ucapan Denis yang terakhir itu. Denis pun mengajak Nino untuk pergi tidur. Karena jam di dinding pun telah menunjukkan pukul 00.30 wib.

-End-
Tulisan dibuat pada 4 des 2015
http://cerpenmu.com/cerpen-keluarga/jangan-cepat-mengambil-kesimpulan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar