بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ
الرَّحِيمِ
“Allah
memegang jiwa ketika matinya dan memegang jiwa orang yg belum mati di waktu
tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa orang yg telah Dia tetapkan kematiannya dan
Dia melepaskan jiwa yg lain sampai waktu yg ditentukan. Sesungguhnya pada yg
demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yg mau berfikir.”
Judul tulisan ku kali ini adalah tentang kematian. Ya, kematian. Kematian merupakan sunnatullah yg berlaku pada tiap makhluk yang bernyawa.
Kematian adl diamnya jiwa dan terpisahnya nyawa dari badan utk kembali kepada
Rabbnya. Ia lalu dikuburkan dan itulah terminal awal dari kehidupan akhirat yg
disebut alam barzakh. Kematian tidak akan menjemput manusia sebelum ia sampai
pada ajal dan rezeki yg ditentukan Allah untuknya. Itulah yg disebut takdir.
MATI!!! Jreng...jreng...jreng... Hhmmm. Semua makhluk yang bernyawa pasti akan mati bro n sist, pembedanya adalah hanya waktu dan tempat saja. Dan jika manusia ditanya tentang mati, sudah pasti mereka menjawab tidak ingin mati, inginnya hidup selamanya... (Nah orang-orang yang seperti inilah yang dinamakan cinta dunia dan takut mati atau dalam bahasa gaulnya ini adalah penyakit “WAHN”). *Astaghfirullah*
Yokkk hayati
Firmah Allah SWT berikut:
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang
siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia
telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan." (QS.
Al-Imran: 185).
Dan Allah
berfirman lagi dalam Qur’annya surah An-Nisa ayat 78, yang artinya:
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan
kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh...".
Sudah jelas bukan dari ayat Allah diatas dan
masih banyak lagi ayat-ayat Allah yang lainnya telah menjelaskan bahwa kematian
itu sudah pasti akan menghampiri kita masbro and mbaksist. Dan tidak ada satu
orangpun yang tahu kapan, dimana, dan bagaimana cara kita menghadapi kematian
itu kelak... Kita tidak akan penah tahu. Karena itu semua adalah rahasia Allah
dan Dia lah yang merancang skenario ini.
Seandainya saja manusia selalu ingat akan mati dan
siksa kubur, mungkin tak ada lagi kejahatan, kedengkian, pembunuhan, dan
peperangan. Karena manusia akan selalu berbuat baik dan taat beribadah kepada
Allah SWT.
Rasulullah SAW telah mengisyaratkan kepada ummatnya:
”kafa bil mauti wa’iizho” artinya: cukuplah kematian sebagai nasihat atau peringatan.
Lalu apa yang telah kita persiapkan untuk menyambut datangnya mati itu, bro n sist??? =O
Banyak manusia didunia, dan banyak pula jenisnya (sudah semacam buahan saja ada
jenisnya segala =P). Ya, kenapa aku bilang begitu? Karena pada hakikatnya
manusia-manusia sekarang ini memandang tentang kehidupan dan kematian itu
dengan cara berbeda-beda.
Ketika tingkat keimanan seseorang itu tinggi,
maka kuat pula rangsangan hatinya apabila mendengar atau sedang
memikirkan tentang kematian itu. Begitupun sebaliknya, ketika tingkat keimanan
seseorang itu lemah, maka untuk memikirkan dan mendengar tentang kematian pun
mereka acuh, dan seolah mereka merasa bahwa hidupnya akan lama didunia ini...
*sungguh miris* =’((
Semuanya kembali lagi pada diri kita masing-masing...!!!
Kita harus bersiap diri. Siap tidak siapa kita harus siap.
Mari bermuhasabahlah dan bertafakurlah sejenak...
Sadarlah bahwa kita hidup didunia yang fana ini tidak akan selamanya kekal.
Karena akhiratlah tempat kehidupan yang hakiki itu. Dan Allah Maha pemilik atas
kekuasaan bumi dan langit beserta isinya. Maka jangan sekali-kali kita
mendustakan-Nya, karena bisa saja nanti Allah murka kepada kita dan memberi
azab berupa api neraka... *Naudzubillahi min dzalik* =O
Masa
depan pasca kematian ketentuannya jelas, yang berbuat baik balasannya
adalah syurga dan yang berbuat kejahatan balasannya adalah neraka
“Apabila Dia
hendak menetapkan sesuatu Dia hanya berkata, “JADILAH” maka jadilah sesuatu
itu.” (QS. Ali-imran: 47)
Banyak sudah contohnya disekeliling kita. Apalagi pengalaman ku pribadi. Semenjak aku SD, SMP, SMA, dan Kuliah sekarang. Sudah beberapa orang terdekat ku pergi menghadap sang illahi. Mereka semua adalah orang-orang yang aku sayangi. Tepatnya kemarin pagi (18 April 2014) aku mendapatkan kabar bahwa nenek orang tua dari ibu ku telah meninggal dunia. Rasanya belum sampai setengah tahun kepergian kakek. Dan sekarang nenek pun sudah pergi meninggalkan kami semu untuk selam-lamanya. Yah begitulah Ajal. AJAL/kematian
tak pernah pilih-pilih usia, besar kecil tua muda sehat ataupun sekarat
siapa yang berangkat lebih awal tak ada yang mengetahui.Kecuali Allah SWT.
Jadi mulai dari sekarang mari kita hidupkan mati itu dengan mengingat MATI!!
“Loh, maksudnya gimana tuh?” =/
Maksudnya, seperti yang sudah aku katakan sejak awal
tadi. Kita harus bersiap diri.
“Caranya???” =O
Caranya ya dengan kita
mendekatkan diri kita lagi kepada Allah pastinya. Misalnya puasa, sholat, dzikir,
shodaqoh, serta banyak-banyak membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isi
kandungannya. Itu semua sudah menjadi bekal untuk kita menyambut MATI!!! Karena
kita telah melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh-Nya. In sya' Allah Surga
akan kita dapatkan =)) *aamiin*
“Sampaikanlah
kabar gembira kepada oarng-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa
untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai.”
(QS. Al-Baqarah: 25)
Dari Abu
Hurairah r.a, Rasulullah Saw bersabda: Allah berfirman: “Telah Ku persiapkan
untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh (berbakti), sesuatu yang belum pernah dilihat
oleh mata, belum pernah pula didengar oleh telinga, dan juga belum pernah
terlintas didalam benak (hati) seorang manusia.” (HR. Bukhari Muslim,
At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
SubhanaAllah,,, sungguh indah janji Allah untuk kita
atas amal kebajikan yang telah kita lakukan =))
Tapi kenapa hanya segelintir orang saja yang mau
mengingat MATI???
Ada hal yang perlu kita sadari,,,
mengapa manusia lupa dengan mati? Karena nepsong alias nafsu. Ya nafsunya yang
telah dikuasai SETAN, sesuai dengan janji iblis ketika diusir dari surga, ia
berjanji untuk selalu menggoda keturunan Adam a.s, agar jadi temannya di neraka
nanti. Mungkin itulah salah satu kenapa manusia lupa akan mati, dan tidak mau
berbuat baik, selalu mencari permusuhan, dan saling membunuh.
Maka beruntunglah manusia yang ingat mati, sehingga
akan selalu berbuat baik dan beribadah sebagai tabungan amal baik yang akan
dipetik di hari akhir nanti.
Kini aku, anda yang mungkin sedang membaca tulisan ini dan kita tentunya semua telah
paham bahwa semua di dunia ini akan berakhir. Masa bayi akan berakhir dengan
memasuki usia anak-anak. Usia bermain anak-anak pun akan berakhir dengan
memasuki usia remaja. Masa remaja yang indah akan segera berakhir dengan
datangnya usia dewasa. Masa tua akan datang sebagai akhir dari usia dewasa
seseorang. Masa tua pun akan berakhir dengan kematian.
Jika dunia dan seisinya memiliki akhir, mengapa
manusia semangat sekali untuk mengejarnya. Sampai-sampai nafas terakhirnya pun
dipakai untuk berlari menyongsong dunia. Wahai manusia! Sadarkah engkau...
Harta akan musnah, jabatan akan habis dengan beriringnya waktu, kecantikan akan
luluh di usia senja. Semua akan berakhir dengan ketiadaan. Kehidupan ini akan
berakhir dengan takdir kematian. Tapi mengapa dengan angkuh engkau katakan
“akan hidup seribu tahun lagi”.
Jika kematian datang sebagai akhir dari kehidupan,
maka akhirat datang sebagai akhir dari sebuah kehidupan yang kekal dan abadi.
Akhiratlah yang pantas menjadi tempat tujuan terakhir, karena dia adalah akhir
yang abadi untuk kehidupan. Akhirat adalah ruang terakhir yang harus kita isi,
karena dia berisi kenikmatan, kebahagian, dan anugrah terbesar yang tak akan
pernah habis dinikmati, tak akan pernah punah meskipun dijamah terus menerus,
tak akan pernah usang oleh waktu.
Dimanapun kita berada, segala apa yang kita kerjakan
semasa hidup kita, itu akan dimintai pertanggung jawabannya di hari akhir
nanti.
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.” (Al-Muddatstsir: 38)
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.” (Al-Muddatstsir: 38)
Hari ini, semoga masih ada usia,
untuk mengejar surga Allah itu, dengan amal-amal yang nyata: "memperbaiki
diri dan mengajak orang lain". Mati itu sudah pasti, namun
berbuat kebajikan sebelum mati itu tiba adalah pilihan...
Marilah
kita meninggalkan dunia ini dengan penuh karya dan kebermanfaatan. Kemudian meninggalkan sejarah yang sebagai indikator menunjukkan keberhasilan setelah kematian, yaitu dengan amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang dapat mendoakan kedua orang tuanya.Dan inilah ketiga amal yang akan terus mengalir meski kita telah meninggalkan dunia ini.
Jangan berfikir ''saya telah berbuat
baik''. Tapi berfikirlah ''saya harus selalu berbuat baik.''
Yeahhh,,, mari berFastabiqul Khairat ^_^
Wallohua'lam bishshawab.
Cb: YH ^_^