Senin, 24 Desember 2018

Tetap Sama


#HanyaPuisi

Semua tak berubah
Sama seperti pertama jumpa
Ku kira ada yang beda
Tapi, ternyata tetap sama

Sejenak ku pandang
Dari sudut yang remang
Ia duduk di tangga dengan tenang
Ku sapa tanpa ragu dan dengan suara yang sedikit lantang

Oh... Benar, ternyata tak ada yang berbeda
Ia tetap sama seperti yang dulu
Tetap dengan ketegasannya
Tetap dengan semangatnya yang selalu menggebu

Senin, 28 Mei 2018

[Rekam Jejak] Doa Singkat Menjadi Nyata




Flashback boleh kali ya? Hehe. Ini tentang doa singkat dan menjadi nyata, mau share sedikit saja.😁
Di penghujung tahun 2011 saat masih semester 1 dulu, aku hanya dapat melihat nama-nama orang hebat diatas dari layar laptop saja, dengan membaca hasil karya tulis mereka (oleh-oleh dari mb icha ikut lomba kala itu) kalau kata mb icha, itu adalah oleh-oleh sangat berharga daripada yang lain😊. Disaat itu pula, ada doa dari hati yang paling dalam "Pengen ketemu mereka ya Alloh di LKTEI berikutnya dengan mereka-mereka itu" gumamku dalam hati. Heee padahal baru semester 1 saat itu, doanya sok banget yes Haha. Tapi siapa sangka, doaku Alloh kabulkan dalam waktu yang tidak begitu lama. 'Ala kulli hal, ketika penghujung semester 2 tepatnya di pertengahan tahun 2012. Mb eka nawarin aku ikut jadi anggota timnya untuk LKTEI (Lomba Karya Tulis Ekonomi Islam) di Surakarta. Sempet nolak lantaran tidak yakin gaes😔. Tapi mb eka meyakinkan, akhirnya ikut juga. Karena saat itu aku baru menelan mata kuliah semester 1 dan 2, tentunya belum banyak sekali ilmunya. Jadi, aku hanya kebagian buat 1 bab saja saat itu, karena memang mampunya segitu😄 hehe. Dan selang beberapa pekan setelah tulisan dikirim, mb eka menelpon ku kalau LKTEI kita lolos untuk dipersentasikan di Universitas Negeri Sebelas Maret. Haaa. Girang? Sudah pasti iya, namanya juga anak baru selesai di semester 2 ondewe semester 3😅. Alhamdulillah...
Dan ku lihat daftar nama 7 finalis yang lolos. Ah itu nama-nama mereka. Orang-orang hebat yang karya tulisnya pernah ku baca. Yes, bisa bertemu dengan Mereka nanti, ujarku dalam hati saat itu. Tidak ada sedikitpun perasaanku saat itu menganggap mereka 'Rival'. Karna fokus ku ketika itu adalah sebuah pengalaman, silaturahmi dan mencuri ilmu dari mereka heee.
Well, tibalah harinya kami berangkat, kami berangkat menggunakan Pesawat. Naik pesawat ketika itu merupakan pengalaman pertama bagiku, tapi kalau bagi mb nelta dan mb eka bukan pengalaman pertama lagi hehe.
Kami naik pesawat bukan yang langsung tujuannya ke Solo. Tapi hanya sampai Yogyakarta. Itu juga kami transit di Jakarta dulu.
Oya cerita dikit nih, saat di Bandara Soeta lagi duduk menunggu pesawat tujuan ke Jogja. Kami bertemu dengan anggota band Repvblik, saking tidak percaya lalu ku lihat lagi. Hmmm bener itu drummernya Repvblik, kalau lihat dari guntingan rambutnya. Karena yang lainnya pakai tutupan semua mukanya heee. Hanya nampak wajah vocalis dengan drummernya saja yang ketika itu mereka hanya memakai kaca mata hitam dan tidak menutup muka. Sepertinya mereka habis pulang dari manggung, atau mungkin baru akan berangkat manggung ke luar kota. May be.🤗
Tak lama kemudian, pesawat yang akan kami tumpangi pun sudah siap mau berangkat, dan kami pun bergegas untuk naik. Sekitar 20 menit kami pun akhirnya sampai di kota pelajar, Yogyakarta. Sebelum menuju ke Solo kami makan siang dulu di pinggiran bandara. Setelah itu kami menuju Terminal mencari mobil untuk berangkat ke Solo. Mb eka mengajak kami untuk menginap di asrama mahasiswi STIE Swasta Mandiri Surakarta di hari Itu karena ada temennya mb eka disana. Ketika di perjalanan ke asrama, aku tidak sengaja membaca nama di pintu gerbang besar itu, bertuliskan "Stadion Manahan Solo", Oo rupanya ini toh halaman depan stadion bola manahan solo punyanya klub persela lamongan saat itu. Hmmm, keadaan stadionnya saat itu masih sama seperti yang kita lihat di layar telivisi, keadaannya masih basah dengan hiasan tanah liat merah, jauh dari kata baik, tapi mungkin saat ini sudah ada perbaikannya di sana, dan jauh lebih baik lagi dari sebelumnya. 
Dan akhirnya kami pun sampai ke asrama temennya mb eka tersebut, kami menginap di asrama mahasiswi STIE Swasta Mandiri Surakarta sebelum berangkat ke UNS. Keesokan harinya kami langsung berangkat ke UNS untuk mengikuti seminar Entrepreneur dan registrasi ulang. Kami dijemput panitianya dengan menggunakan bus kampus UNS di Stasiun Balapan bersama dengan peserta-peserta lainnya. Mereka orang-orang hebat tersebut ada yang berasal dari Universitas Brawijaya, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Malang, Universitas Padjajaran dan Universitas Negeri Sebelas Maret sendiri.
Kami pun mengikuti acara seminar tersebut. Dimana ketika itu yang menjadi pembicaranya adalah Mas Saptuari, Bapak Bambang Setiaji Rektor Universitas Muhammadiyyah Surakarta dan Bapak Adiyaksa Dault. Materinya tentang berani untuk berbisnis dan tentang potensi usaha kecil Mikro menuju Makro.
Setelah acara seminar, kami langsung diajak ke asrama mahasiswanya UNS untuk istirahat, dan malamnya kami kumpul lagi untuk mengambil nomor urut persentasi.
Tibalah di keesokan harinya kami mempersentasikan hasil karya tulis kami. Gugup? Iya. Karena dilihat oleh mereka orang-orang hebat tersebut. Haaa.
Tapi alhamdulillah persentasi pun berjalan dengan lancar, meskipun dapat komentar dari para Profesor dan Doktor. Eh lebih tepatnya itu masukkan yang membangun. Hehe
Dan saat pukul 13.30 tibalah saatnya panitia mengumumkan siapa saja yang menjadi juara 1, 2, dan 3. Dan ternyata kami tidak mendapatkannya hehe. Juara 1 di raih oleh teteh-teteh dari Universitas Padjajaran, juara 2 di raih oleh timnya Fariz dari Universitas Brawijaya, dan juara 3 nya di raih oleh tim keduanya UPI. Kami pun legowo ketika itu, memang kami gagal membawa piala pulang ke Palembang heee. Tapi, saat panitia mengumumkan katanya "Ada 1 kategori lagi yaitu Juara Favorit, dan yang mendapatkan juara favorit Tersebut adalah tim dari IAIN Raden Fatah Palembang". Uwahhh... Senang sekali saat mendengar itu hehe... Seketika aku ingat, kalau disaat hendak berangkat ke bandara habis shubuh itu, aku menuliskan sebuah kalimat di secarik kertas, kemudian ku tempel di dinding kamarku. Aku Menuliskan "Pulang ke Palembang harus bawa piala yen". Tapi aku memang tidak spesifik menuliskan juaranya. Ok fine... Tidak apa-apa yang terpenting targetnya goal hihi. Bertemu dengan mereka (orang-orang hebat itu tu), silaturahmi dan mengambil hikmah dari setiap cerita pejalanan mereka dalam menggapai impian. Semua yang terjadi itu karena Alloh... Terima kasih yaa Robb.😊
Pukul 15.00 kami kembali ke penginapan peserta lomba yaitu asrama mahasiswa UNS, dan sholat ashar. Seusai sholat, kami pun izin dengan panitia dan teman-teman peserta lomba lainnya. Setelah pamitan kami langsung bergegas untuk pulang lagi ke asrama Mahasiswi STIE Swasta Mandiri Surakarta. Tapi sebelum itu kami mampir dulu ke Book Fair untuk membeli buku. Sampai di asrama sudah hampir maghrib sekitar pukul 17.40 sepertinya. Untuk 1 malam terakhir di surakarta ini kami menginap lagi disana dan merapikan barang-barang kami yang sengaja kami tinggalkan disana. Well, besok paginya kami bersiap-siap pergi ke pasar (lupa nama pasarnya heee). Tujuan ke pasar hanya satu, yaitu mencari pedagang penjual baju batik hehe. Setelah dapat kami pulang lagi ke asrama mengambil tas, dan sekitar pukul 14.15 kami bertolak ke Yogyakarta lagi sebelum pulang ke Palembang. Dari surakarta ke jogja kami berangkat naik bus. Busnya hampir sama kayak di Palembang, hanya saja lebih besar sedikit ukuran busnya, namun tetap bejubel men. Di tambah lagi ada yang bawak ayam, dan barang-barang dagangan. Suasana dalam bus semakin riweh dan keringat semakin bercucuran. Kami naik bus tersebut, karena cuma bus itu satu-satunya yang mengangkut penumpang dari surakarta ke jogja. Tapi tidak masalah, yang terpenting kami sampai ke jogjanya tidak terlalu malam. Ku ingat saat itu, orang yang duduk di sampingku itu adalah mantan warga Palembang, tepatnya ia dulu tinggal di Plaju. Ia ke Palembang merantau. Namun, sekitar tahun 2008 ia kembali lagi ke jogja karena ada sesuatu hal. *end😁
Sesampainya di jogja kami menunggu temannya mb eka menjemput kami. Dan kami pun bermalam di tempat temannya mb eka tersebut, teman saat SMA dulu kalau kata mb eka, dan saat itu beliau lanjut kuliah di Merchu Buana Yogyakarta, namanya mb Jannah. Hmmm, rupanya mb jannah ini adalah adik kandung dari salah satu mb senior ku di kampus, adiknya mb Ida '07 heee.
Ternyata kosan tempat mb jannah tinggal itu juga multi fungsi, sebagai tempat kosan dan juga dijadikan sebagai sekret KAMMI Komisariat Merchu Buana.😄
Esok paginya saat ku buka pintu, aku melihat pemandangan begitu hijau, sejuk dan buat nyaman. Tapi sayang, hari itu adalah hari terakhir. Kami tidak bisa berlama-lama disana. Karena mb nelta mau magang dan mb eka ingin menyiapkan untuk ujian proposal skripsinya. Sebelum dzuhur kami pergi ke terminal menggunakan taxi (kami menggunakan taxi karena go car belum ada di tahun itu😁), bermodalkan hp dan internet kami mencari nomer telpon taxi dan daftar bus. Haaa. Dapatlah PO busnya, yaitu bus Putra Remaja. Oya kami pulang naik bus karena meminimalisir biaya hehe. Karena kami berangkat hanya bermodalkan subsidi dari Fakultas Syariah ketika itu, biaya dari kami pribadi ada, tapi hanya sekitar 15%😅.
Akhirnya kami pun sampai di terminal dan langsung membeli tiket. Dua hari satu malam perjalanan dari jogja ke Palembang. Pengalaman ini tidak mungkin bisa terlupakan. Doa singkat tapi Alloh mengabulkan dengan melesat cepat. Allohu Akbar!!!
*******************
Selesai👏😄😁
---------------------------------------------------------------------------------------------------
"Terwujud atau tidaknya mimpi kita itu 90% nya berasal dari keyakinan diri kita sendiri"

Rabu, 02 Mei 2018

Dua Mei Bukan Sekedar Seremonial


Dua mei... Tepatnya hari ini
Hari di mana sosok tokoh pejuang pendidikan dilahirkan
Di dua mei ini juga adalah hari yang begitu berdedikasi
Diperingatkannya tentang begitu pentingnya ilmu dalam kehidupan

Dua mei...
Selalu dikenang dan ada juga yang merayakannya dengan upacara
Ataupun gambar-gambar yang bertebaran di dunia maya
Ucapan yang silih berganti tersyiar di jagad raya
Semoga itu bukanlah sekedar seremonial sesaat saja

Semangat mewujudkan cita-cita adalah hak semuanya
Muda, tua, anak-anak, miskin, ataupun kaya
Pendidikan, kunci untuk mewujudkan mimpi yang kita punya
Tanpa pendidikan mungkin kebodohan akan setia berteman dengan kita

Semangat dua mei harus selalu tertanam di dalam diri
Jadikan itu pelecut diri dalam menerobos dinding keras bernama kemalasan
Bukan pada hari ini saja, tapi setiap hari
Sekarang, buktikan kalau kita memang peduli atas pentingnya dunia pendidikan...

Yang menjadi pendidik teruslah berjuang dalam membentuk generasi brilian
Yang dididik, patuhlah terhadap mereka yang begitu ikhlas dalam memberikan secercah ilmu pada kalian
Tugas kita satu, yaitu melawan kebodohan
Karena dengan begitu maka kita akan terbebas dari penindasan

#02Mei2018
#SelamatHariPendidikan

Senin, 30 April 2018

~Buruh... Terimakasih~


Bagiku...
Kalian itu terhormat bahkan sangan terhormat
Kalian itu luar biasa bahkan sangat luar biasa
Kalian itu hebat bahkan sangat hebat
Kalian itu pahlawan yang sangat berjasa

Apa yang kami gunakan
Apa yang kami makan
Apa yang kami nikmati untuk kebutuhan hidup sehari-hari
Semuanya merupakan hasil kerja tangan-tangan mulia kalian

Sudah seharusnya kalian sangat diperhatikan
Karena kalian itu bak matahari dan bulan
Selalu hadir disaat pergantian siang dan malam
Berpeluh keringat kalian bekerja, sampai tibanya temaram...

Buruh... Ya itulah sebutan untuk kalian wahai pejuang
Sebutan singkat itu tidaklah hina
Biarlah kerja-kerja kalian kasar tapi hati tetap tenang
Daripada kerja-kerja halus tapi terkadang membuat gelisah

Terimakasih untuk segala kerja keras kalian...


#01Mei2018
#SelamatHariBuruh

Sabtu, 28 April 2018

Ini Lirik Lagu!!!



APAKAH BENAR ENGKAU PEJUANG 
By: Qatrunnada

Engkau ingin berjuang, 
Tapi tidak mampu menerima ujian 
Engkau ingin berjuang, 
Tapi engkau rosak oleh pujian 
Engkau ingin berjuang, 
Tapi tidak sepenuhnya menerima pimpinan 

Engkau ingin berjuang, 
Tapi tidak begitu setia kawan 
Engkau ingin berjuang, 
Tapi tidak sanggup berkorban 
Engkau ingin berjuang, 
Tapi ingin jadi pemimpin 
Engkau ingin berjuang, 
Menjadi pengikut agak segan 

Engkau ingin berjuang, 
Tolak ansur engkau tidak amalkan 
Engkau ingin berjuang, 
Tapi tidak sanggup menerima cabaran 
Engkau ingin berjuang, 
Kesihatan dan kerehatan, 
Tidak sanggup engkau korbankan 
Engkau ingin berjuang, 
Tapi tidak mampu menerima ujian 

Engkau ingin berjuang, 
Tapi engkau rosak oleh pujian 
Engkau ingin berjuang, 
Tapi tidak sepenuhnya menerima pimpinan, 
Engkau ingin berjuang, 
Masa tidak sanggup engkau luangkan 

Engkau ingin berjuang, 
Karenah isteri tidak kau tahan 
Engkau ingin berjuang, 
Rumahtangga lintang-pukang 
Engkau ingin berjuang, 
Diri engkau tidak engkau tingkatkan 

Engkau ingin berjuang, 
Disiplin diri engkau abaikan 
Engkau ingin berjuang, 
Janji kurang engkau tunaikan 
Engkau ingin berjuang, 
Kasih sayang engkau cuaikan 
Engkau ingin berjuang, 
Tetamu engkau abaikan 

Engkau ingin berjuang, 
Anak isteri engkau lupakan 
Engkau ingin berjuang, 
Ilmu berjuang engkau tinggalkan 
Engkau ingin berjuang, 
Kekasaran dan kekerasan engkau amalkan 

Engkau ingin berjuang, 
Pandangan engkau tidak diselaraskan 
Engkau ingin berjuang, 
Rasa bertuhan engkau abaikan 
Engkau ingin berjuang, 
Iman dan taqwa engkau lupakan 

Ya sebenarnya apa yang 
Engkau hendak perjuangkan... 

Sabtu, 24 Februari 2018

Dua Stasiun Menjadi Saksi

Oleh Yeni Herlinda

Hari yang begitu cerah
Saat matahari mulai menampakan cahayanya
Kicau burung pun telah samar-samar terdengar
Mengiringi perjalananku pagi ini menuju stasiun kertapati

Diperjalanan yang  ku rasa sangat lama ini
Rasa gelisah di hati pun semakin mencuat
Takut... Ya aku takut jika 'terlambat'
Namun semua ketakutan itu sirna
Saat ku lihat teman-teman ku masih ada di kursi tunggu

Aduhai... Ramai sekali orang-orang di stasiun hari ini
Gemuruh suara orang-orang berbincang ria terdengar dari ruang tunggu
Saat pengumuman dari pengeras suara bahwa gerbong kereta akan segera di buka
Kaki ini pun dengan sigap melangkah

Kereta pun melaju
Lambaian haru dari teman-teman yang menghantar kami ke stasiun
Menambah semangat untuk kami berjuang di kota orang

Stasiun kertapati hingga stasiun tanjung karang
Dua stasiun yang memberikan pelajaran dalam perjalanan kami
Saat kami tahu apa yang harus kami capai
Tanpa harus menganggap teman-teman dari kota lain 'Rival'

Stasiun kertapati hingga stasiun tanjung karang
Dua stasiun ini menjadi saksi pertemuan kami
Yang tadinya kami belum saling mengenal
Hingga menjadikan kami seperti saudara sehati
Bercengkerama akrab dan saling tukar gagasan

Langkah menuju Lampung bukanlah tanpa alasan
Dua piala dan bersilaturahmi dengan saudara sehati pun menjadi oleh-oleh tersendiri

Stasiun kertapati hingga stasiun tanjung karang
Telah menjadi saksi perjuangan kami dalam mengaharumkan nama kampus tercinta...

http://www.lokerpuisi.web.id/2017/06/dua-stasiun-menjadi-saksi-oleh-yeni.html?m=1